Asal mula ukau
Tumbai, di zaman ceklik bani wat
sang keluaghga teghdigi anjak abang,
bungsu jama emakni. Najin di zaman ceklik keluaghga seno tetop dapok
mengan uleh sisa bias hasil panen tian ghua tahun sai liwat lagi wat delom
balai.
Sappai waktu, paghi tian delom
balai kena maling induh sapa ya. Lassung beghubah nasib keluaghga seno seghta
lassung beghubah muneh juga tikkah peghangai ni anak ibu. Abang malas mak
nughut jama Ibu, Bungsu selalu kilu babai mit dipa juga Ibu ni luagh.
Sappai ghani tian mak ngedok
mengan, seghanian betoh di tenai, badan lesu palai. Hampir maghrib, Ibu nyepok kani'an
di kudan lamban, Ia mansa ghua sekala belanda. Lassung dikenikonni jama abang
ghek bungsu skala seno “ jo anakku, kanik. Mak papi Ibu mak mengan”.
Kidang
Abang nulak ni “ kanian kudo Ibu? sekala lunik matah muneh. Mak kesepok diniku
kudo Ibu” cawani. Ditayaghni pudak Ibu jama sekala jeno. Ibuni sedih seghta
cawa “ ya ghadulah anakku, ghilakon Ibu mu ji jadi ukau gaoh”. Ibu ni luagh anjak
lamban lassung jadi ukau cakak mit kayu lijung, lebon mak kelia'an lagi.
Abang jama Bungsu miwang nyesol,
kidang haga ghepa lagi. Ibu ghadu jadi ukau ganta.
Identifikasi Warahan
Unsur
intrinsik :
·
Tema
: penyesalan
·
Alur
: maju
·
Latar
:
Ø Tempat : perkampungan
Ø Waktu : -
Unsur
ekstrinsik :
·
Muasal
: - Lampung
·
Pencipta
: -
Wawaghahan (Warahan)
Wawaghahan (Warahan), yaitu suatu
cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan. Ciri-ciri
wawaghahan terlihat pada irama yang menyertai cerita tersebut, dan sifatnya
liris (dipengaruhi pribadi dan emosi si pembawa cerita).
Istilah Wawaghahan dikenal di Lampung Barat, sering kita dengar dari pembawa cerita (prosa) berirama, biasanya dibawakan oleh seorang nenek untuk cucu-cucunya, dengan irama sedemikian rupa, menaik dan menurun, menimbulkan kesan tertentu. Si pendengar akan terhanyut oleh irama yang mengiringi cerita yang disampaikan itu.
Istilah Wawaghahan dikenal di Lampung Barat, sering kita dengar dari pembawa cerita (prosa) berirama, biasanya dibawakan oleh seorang nenek untuk cucu-cucunya, dengan irama sedemikian rupa, menaik dan menurun, menimbulkan kesan tertentu. Si pendengar akan terhanyut oleh irama yang mengiringi cerita yang disampaikan itu.
Prosa berirama yang berasal dari daerah Liwa, misalnya, Si Cambai, Lindung Cumuk (= Belut Tercelup), dll.
Warahan biasanya dilakukan pada saat sedang bekerja, seperti memetik cengkih atau menuai padi. Pada zaman dahulu, warahan dibawakan oleh orangtua ataupun kakek nenek dengan dikelilingi anak cucunya.
Cerita rakyat berbentuk warahan
ini, antara lain Radin Jambat, Anak Dalom, dan Sang Hakhuk.
Isi wawaghahan bersifat mendidik, menyadarkan semua orang agar berbuat baik,
karena siapapun orangnya jika berbuat baik akan memperoleh ganjaran setimpal.
Warahan terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain dongeng, hikayat, epos ataupun mitos.
Warahan terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain dongeng, hikayat, epos ataupun mitos.
Unsur
intrinsic teks warahan :
· -
Tema
· -
Alur
· -
Latar
Unsur
ekstrinsik warahan :
· -
Muasal
( daerah asal warahan )
· -
Cipta
0 Komentar